Kisah Haru Mama Liz Tanyuga Bertahan Mencari Nafkah Ditengah Ganasnya Corona
Imbas pandemi corona COVID-19 bagi pelaku usaha ekonomi begitu terasa, terlebih pedagang kecil seperti pedagang sayur di Pasar Aroro Iroro, Kota Serui, ibu kota Kabupaten Kepulauan Yapen.
Misalnya saja cerita dari Mama Liz Tanyuga, pedagang pinang dan sayuran yang setiap hari berjualan di Pasar Aroro Iroro Serui tetap bertahan mencari nafkah ditengah ganasnya penyebaran corona COVID-19. Mama Liz mengaku pandemi COVID-19 membuat penghasilannya menurun.
“Saya biasa berjualan mulai jam 07.00 WIT hingga pukul 17.00 WIT. Tapi sa (saya) jualan 4 tumpuk saja belum laku,” katanya, Selasa 7 April 2020.
Mama Liz menyebutkan jika selesai berjualan, maka uang yang didapatnya langsung dibelikan beras dan kebutuhan lainnya.
“Virus Corona membuat jualan sepi dan pasar tutup lebih cepat. Jadi kalau bisa, pemerintah bantu kami dengan bahan pokok dan masker, sebab katanya di pasar beresiko tinggi untuk penyebaran corona,” jelasnya.
Walau begitu, Mama Liz memaklumi kondisi yang terjadi saat ini, dengan mewabahnya virus corona.
“Kalau kita tra (tidak) jualan, dari mana beli kebutuhan hidup? Ini saja katanya harus cegah diri pake alat pelindung diri, mama cuma punya kain serbet untuk dijadikan masker, tra pake masker macam orang lain punya. Apalagi masker di Serui susah,” kata Mama Liz yang ditemui Selasa 7 April 2020.
Dengan pembatasan waktu yang ada, kebutuhan tiap hari yang harus dipenuhi membuat Mama Liz dan pedagang kecil lainnya harus berlomba dengan waktu. “Kami berharap ada uluran tangan pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan sembako untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.
Hal yang sama ditambahkan Michael selaku pedagang sayur mayur, sebab jualannya kerap tak laku dengan penutupan pasar yang dipercepat dari biasanya. “Jika dagangan tak laku, maka sayuran menjadi layu dan tak dapat lagi di jual,” jelasnya.
“Sa (saya) biasa menjual 30 ikat sayur setiap hari jika situasi normal. Tapi saat ini, 10 ikat sudah laku saja, sa bersyukur. Walau begitu, kami tetap harus semangat berjualan. Siapa lagi yang mau kasih penghasilan? Kitorang (kami) harap kondisi ini dapat membaik, biar pendapatan juga normal,” katanya.
Untuk meringankan beban pedagang di Pasar Aroro Iroro Serui, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen mengambil kebijakan untuk meringankan para pedagang, termasuk pembebasan retribusi pasar selama 3 bulan.
Misalnya saja cerita dari Mama Liz Tanyuga, pedagang pinang dan sayuran yang setiap hari berjualan di Pasar Aroro Iroro Serui tetap bertahan mencari nafkah ditengah ganasnya penyebaran corona COVID-19. Mama Liz mengaku pandemi COVID-19 membuat penghasilannya menurun.
“Saya biasa berjualan mulai jam 07.00 WIT hingga pukul 17.00 WIT. Tapi sa (saya) jualan 4 tumpuk saja belum laku,” katanya, Selasa 7 April 2020.
Mama Liz menyebutkan jika selesai berjualan, maka uang yang didapatnya langsung dibelikan beras dan kebutuhan lainnya.
“Virus Corona membuat jualan sepi dan pasar tutup lebih cepat. Jadi kalau bisa, pemerintah bantu kami dengan bahan pokok dan masker, sebab katanya di pasar beresiko tinggi untuk penyebaran corona,” jelasnya.
Walau begitu, Mama Liz memaklumi kondisi yang terjadi saat ini, dengan mewabahnya virus corona.
“Kalau kita tra (tidak) jualan, dari mana beli kebutuhan hidup? Ini saja katanya harus cegah diri pake alat pelindung diri, mama cuma punya kain serbet untuk dijadikan masker, tra pake masker macam orang lain punya. Apalagi masker di Serui susah,” kata Mama Liz yang ditemui Selasa 7 April 2020.
Dengan pembatasan waktu yang ada, kebutuhan tiap hari yang harus dipenuhi membuat Mama Liz dan pedagang kecil lainnya harus berlomba dengan waktu. “Kami berharap ada uluran tangan pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan sembako untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.
Hal yang sama ditambahkan Michael selaku pedagang sayur mayur, sebab jualannya kerap tak laku dengan penutupan pasar yang dipercepat dari biasanya. “Jika dagangan tak laku, maka sayuran menjadi layu dan tak dapat lagi di jual,” jelasnya.
“Sa (saya) biasa menjual 30 ikat sayur setiap hari jika situasi normal. Tapi saat ini, 10 ikat sudah laku saja, sa bersyukur. Walau begitu, kami tetap harus semangat berjualan. Siapa lagi yang mau kasih penghasilan? Kitorang (kami) harap kondisi ini dapat membaik, biar pendapatan juga normal,” katanya.
Untuk meringankan beban pedagang di Pasar Aroro Iroro Serui, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen mengambil kebijakan untuk meringankan para pedagang, termasuk pembebasan retribusi pasar selama 3 bulan.
0 Response to "Kisah Haru Mama Liz Tanyuga Bertahan Mencari Nafkah Ditengah Ganasnya Corona"
Posting Komentar